lembahkasih
  Problematika Penulis Pemula (2)
 

Artikel ini diambil dari FLP(Forum Lingkar Pena)

Topik: Problematika Penulis Pemula (2)

Menampilkan satu-satunya kiriman.
Kiriman 1
Ridwan Soleh Suriadi Nata menulispada 10 April 2009 jam 8:23
Kesulitan Mentukan Tema

Tema dalam karang-mengarang adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Adapun dalam tulis-menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema bisa berarti juga gagasan utama. Dalam berbagai kamus kontemporer, tema diartikan sebagai dasar isi cerita, amanat cerita, persoalan, atau buah pikiran yang diuraikan dalam karangan.

Tema tulisan sangat menentukan arah tulisan atau tujuan dari tulisan tersebut. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang akan dibahas atau diuraikan oleh penulis. Pentingnya posisi tema, sehingga ada sebagian penulis yang mengatakan bahwa menemukan tema sama halya telah merampungkan tulisan.

Dalam sayembara penulisan, ketaatan pada tema dipakai sebagai patokan penilaian secara obyektif. betapapun bagusnya tulisan kalau tidak taat pada tema akan disisihkan. Sehingga jika ada dua tulisan yang sama bagus, maka yang keluar sebagai pemenangnya adalah tulisan yang paling taat pada tema.

Tema biasanya merupakan suatu komentar mengenai kehidupan atau orang-orang. Tema harus dibedakan dari motif, subyek atau topik. Tema dipergunakan untuk memberi nama bagi suatu pernyataan atau pikiran mengenai suatu subyek, motif atau topik. Dalam menentukan tema atau menerangkannya kita harus menghindari hal-hal yang imperatif. Tema bukanlah suatu firman, suatu moral, suatu petunjuk mengenai cara hidup, atau apa saja yang harus dilakukan. Tema merupakan suatu pernyataan mengenai hidup dan manusia, suatu observasi, suatu keputusan, suatu pengumuman.

Apa dan bagaimana tema atau dasar pikiran yang akan disusun menjadi tulisan itu? Menentukan tema tulisan beda dengan menentukan judul. Mentukan tema harus jelas, singkat dan padat. Menentukan tema tidak cukup hanya dengan mencari jawaban atas pertanyaan "apa" (yang dimaksud dengan) tema itu, tapi perlu juga mencari jawaban atas pertanyaan "bagaimana" (pokok bahasan yang sudah ditemukan itu terjadi atau dilakukan).

Misalnya ada tema tulisan: Pengolahan sale kesemek. Apa sale kesemek itu? Apa pula kesemek itu? Bagaimana wujudnya, di mana diperoleh, di mana ditanam, kapan musim buah kesemek. Begitu seterusnya. Penelaahan itu bisa menjalar ke mana-mana. Tapi biasanya diuji dengan dua pertanyaan "apa" dan "bagaimana", tema yang hendak ditelaah sudah mulai jelas. Lebih jelas lagi jika tema itu mudah memberikan jawaban atas pertanyaan "Apa sebab?" (sampai terjadi demikian atau harus dilakukan demikian?).

Kadang-kadang tema sudah jelas tapi rumusannya yang tidak tepat sehingga menimbulkan salah tafsir. Kalau seseorang menulis tentang sukses Bimas (bimbingan massal), ayam misalnya, padahal yang harus disusun adalah tulisan tentang "Bagaimana cara meningkatkan hasil telur ayam melalui Bimas", maka penulis itu salah tafsir. Apalagi jika dalam tulisannya tidak diceritakan langkah apa saja yang harus ditempuh pada usaha peningkatan produksi telur ayam secara intensif dan massal, melalui Bimas.

Ketidaksesuaian antara tema dan hasil garapan juga dapat terjadi kalau penulis yang bersangkutan tidak taat tema, karena ia merasa karya tulis yang "mencari jalannya sendiri" itu justru lebih alamiah bagusnya, daripada karya tulis yang dipaksa patuh pada tema. itu memang bisa dan biasa terjadi. Tapi lebih bagus lagi jika yang bagus itu terjadi pada tulisan yang temanya dikehendaki semula. Menyimpang sedikit tidak apa, tapi kalau menyimpang terlalu banyak, tulisan tidak mencapai sasaran.
Dalam menelaah tema, penulis yang bersangkutan juga harus senantiasa ingat bahwa tema yang terlalu luas jangkauan selalu sulit digarap. Kalau dipaksa digarap juga, hasilnya terlalu lebar sampai tidak mungkin mendalam. Padahal sebuah tulisan nonfiksi untuk majalah dan surat kabar tidak boleh menjalar ke sana ke mari. Untuk itu tema perlu dirumuskan kembali agar cakupannya lebih sempit, tapi konkret. Tidak luas sampai abstrak.

By Abu Al-Ghifari
http://tinyurl.com/penulis-kaya
 
   
 
lembahkasih

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANYA.


KEMBALI KE ATAS


This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free